Apa Cara mengenal dan penerapan Konsep
PAKEM DIKNAS agar sekolah atau pesantren menjadi unggul ?
A. Apa
itu PAKEM?
PAKEM
adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan.
Aktif
dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana
sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan
gagasan. Belajar memang merupakan suatu proses aktif dari si pembelajar dalam
membangun pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya menerima kucuran
ceramah guru tentang pengetahuan. Sehingga, jika pembelajaran tidak memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif, maka pembelajaran tersebut
bertentangan dengan hakikat belajar. Peran aktif dari siswa sangat penting
dalam rangka pembentukan generasi yang kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu
untuk kepentingan dirinya dan orang lain.
Kreatif juga dimaksudkan agar guru
menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat
kemampuan siswa. Menyenangkan adalah suasana belajar-mengajar yang menyenangkan
sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu
curah perhatiannya tinggi. Menurut hasil penelitian, tingginya waktu curah
terbukti meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah
cukup jika proses pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang
harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung, sebab
pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Jika
pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif, maka
pembelajaran tersebut tak ubahnya seperti bermain biasa.
Secara
garis besar, gambaran PAKEM adalah sebagai berikut:
Siswa
terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan
mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.
- Guru menggunakan berbagai alat bantu dan cara membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa.
- Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik dan menyediakan ‘pojok baca’
- Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok.
- Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkam siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.
B. Apa
yang harus diperhatikan dalam melaksanakan PAKEM?
1. Memahami sifat yang
dimiliki anak
Pada
dasarnya anak memiliki sifat: rasa ingin tahu dan berimajinasi. Anak desa, anak
kota, anak orang kaya, anak orang miskin, anak Indonesia, atau anak bukan
Indonesia – selama mereka normal – terlahir memiliki kedua sifat itu. Kedua
sifat tersebut merupakan modal dasar bagi berkembangnya sikap/berpikir kritis
dan kreatif. Kegiatan pembelajaran merupakan salah satu lahan yang harus kita
olah sehingga subur bagi berkembangnya kedua sifat, anugerah Tuhan, tersebut.
Suasana pembelajaran dimana guru memuji anak karena hasil karyanya, guru
mengajukan pertanyaan yang menantang, dan guru yang mendorong anak untuk
melakukan percobaan, misalnya, merupakan pembelajaran yang subur seperti yang
dimaksud.
2. Mengenal anak secara
perorangan
Para
siswa berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi dan memiliki kemampuan
yang berbeda. Dalam PAKEM (Pembelajaran Aktif, Menyenangkan, dan Efektif)
perbedaan individual perlu diperhatikan dan harus tercermin dalam kegiatan
pembelajaran. Semua anak dalam kelas tidak selalu mengerjakan kegiatan yang
sama, melainkan berbeda sesuai dengan kecepatan belajarnya. Anak-anak yang
memiliki kemampuan lebih dapat dimanfaatkan untuk membantu temannya yang lemah
(tutor sebaya). Dengan mengenal kemampuan anak, kita dapat membantunya bila
mendapat kesulitan sehingga belajar anak tersebut menjadi optimal.
3. Memanfaatkan perilaku
anak dalam pengorganisasian belajar
Sebagai
makhluk sosial, anak sejak kecil secara alami bermain berpasangan atau
berkelompok dalam bermain. Perilaku ini dapat dimanfaatkan dalam
pengorganisasian belajar. Dalam melakukan tugas atau membahas sesuatu, anak
dapat bekerja berpasangan atau dalam kelompok. Berdasarkan pengalaman, anak
akan menyelesaikan tugas dengan baik bila mereka duduk berkelompok. Duduk
seperti ini memudahkan mereka untuk berinteraksi dan bertukar pikiran. Namun
demikian, anak perlu juga menyelesaikan tugas secara perorangan agar bakat
individunya berkembang.
4. Mengembangkan kemampuan
berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah
Pada
dasarnya hidup ini adalah memecahkan masalah. Hal ini memerlukan kemampuan
berpikir kritis dan kreatif. Kritis untuk menganalisis masalah; dan kreatif
untuk melahirkan alternatif pemecahan masalah. Kedua jenis berpikir tersebut,
kritis dan kreatif, berasal dari rasa ingin tahu dan imajinasi yang keduanya
ada pada diri anak sejak lahir. Oleh karena itu, tugas guru adalah
mengembangkannya, antara lain dengan sering-sering memberikan tugas atau
mengajukan pertanyaan yang terbuka. Pertanyaan yang dimulai dengan kata-kata
“Apa yang terjadi jika …” lebih baik daripada yang dimulai dengan kata-kata
“Apa, berapa, kapan”, yang umumnya tertutup (jawaban betul hanya satu).
5. Mengembangkan ruang
kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik
Ruang
kelas yang menarik merupakan hal yang sangat disarankan dalam PAKEM. Hasil
pekerjaan siswa sebaiknya dipajangkan untuk memenuhi ruang kelas seperti itu.
Selain itu, hasil pekerjaan yang dipajangkan diharapkan memotivasi siswa untuk
bekerja lebih baik dan menimbulkan inspirasi bagi siswa lain. Yang dipajangkan
dapat berupa hasil kerja perorangan, berpasangan, atau kelompok. Pajangan dapat
berupa gambar, peta, diagram, model, benda asli, puisi, karangan, dan
sebagainya. Ruang kelas yang penuh dengan pajangan hasil pekerjaan siswa, dan
ditata dengan baik, dapat membantu guru dalam PEMBELAJARAN karena dapat
dijadikan rujukan ketika membahas suatu masalah.
6. Memanfaatkan lingkungan
sebagai sumber belajar
Lingkungan
(fisik, sosial, atau budaya) merupakan sumber yang sangat kaya untuk bahan
belajar anak. Lingkungan dapat berperan sebagai media belajar, tetapi juga
sebagai objek kajian (sumber belajar). Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar
sering membuat anak merasa senang dalam belajar. Belajar dengan menggunakan
lingkungan tidak selalu harus keluar kelas. Bahan dari lingkungan dapat dibawa
ke ruang kelas untuk menghemat biaya dan waktu. Pemanfaatan lingkungan dapat
men-gembangkan sejumlah keterampilan seperti mengamati (dengan seluruh indera),
mencatat, merumuskan pertanyaan, berhipotesis, mengklasifikasi, membuat
tulisan, dan membuat gambar/diagram.
7. Memberikan umpan balik
yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar
Mutu
hasil belajar akan meningkat bila terjadi interaksi dalam belajar. Pemberian
umpan balik dari guru kepada siswa merupakan salah satu bentuk interaksi antara
guru dan siswa. Umpan balik hendaknya lebih mengungkap kekuatan daripada
kelemahan siswa. Selain itu, cara memberikan umpan balik pun harus secara
santun. Hal ini dimaksudkan agar siswa lebih percaya diri dalam menghadapi
tugas-tugas belajar selanjutnya. Guru harus konsisten memeriksa hasil pekerjaan
siswa dan memberikan komentar dan catatan. Catatan guru berkaitan dengan
pekerjaan siswa lebih bermakna bagi pengembangan diri siswa daripada hanya
sekedar angka.
8. Membedakan antara aktif
fisik dan aktif mental
Banyak
guru yang sudah merasa puas bila menyaksikan para siswa kelihatan sibuk bekerja
dan bergerak. Apalagi jika bangku dan meja diatur berkelompok serta siswa duduk
saling berhadapan. Keadaan tersebut bukanlah ciri yang sebenarnya dari PAKEM.
Aktif mental lebih diinginkan daripada aktif fisik. Sering bertanya,
mempertanyakan gagasan orang lain, dan mengungkapkan gagasan merupakan
tanda-tanda aktif mental. Syarat berkembangnya aktif mental adalah tumbuhnya
perasaan tidak takut: takut ditertawakan, takut disepelekan, atau takut
dimarahi jika salah. Oleh karena itu, guru hendaknya menghilangkan penyebab
rasa takut tersebut, baik yang datang dari guru itu sendiri maupun dari
temannya. Berkembangnya rasa takut sangat bertentangan dengan
‘PAKEMenyenangkan.’
C.
Bagaimana Pelaksanaan PAKEM?
Gambaran
PAKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi selama PEMBELAJARAN.
Pada saat yang sama, gambaran tersebut menunjukkan kemampuan yang perlu
dikuasai guru untuk menciptakan keadaan tersebut. Berikut tabel beberapa contoh
kegiatan pembelajaran dan kemampuan guru.
Kemampuan
Guru
|
Pembelajaran
|
Guru
menggunakan alat bantu dan sumber belajar yang beragam.
|
Sesuai
mata pelajaran, guru menggunakan, misal:
Alat
yang tersedia atau yang dibuat sendiri
Gambar
Studi
kasus
Nara
sumber
Lingkungan
|
Guru
memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan.
|
Siswa:
Melakukan
percobaan, pengamatan, atau wawancara
Mengumpulkan
data/jawaban dan mengolahnya sendiri
Menarik
kesimpulan
Memecahkan
masalah, mencari rumus sendiri
Menulis
laporan/hasil karya lain dengan kata-kata sendiri
|
Guru
memberi kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan gagasannya sendiri secara
lisan atau tulisan.
|
Melalui:
Diskusi
Lebih
banyak pertanyaan terbuka
Hasil
karya yang merupakan pemikiran anak sendiri
|
Guru
menyesuaikan bahan dan kegiatan belajar dengan kemampuan siswa.
|
Siswa
dikelompokkan sesuai dengan kemampuan (untuk kegiatan tertentu)
Bahan
pelajaran disesuaikan dengan kemampuan kelompok tersebut.
Tugas
perbaikan atau pengayaan diberikan
|
Guru
mengaitkan PEMBELAJARAN dengan pengalaman siswa sehari-hari.
|
Siswa
menceritakan atau memanfaatkan pengalamannya sendiri.
Siswa
menerapkan hal yang dipelajari dalam kegiatan sehari-hari
|
Menilai
PEMBELAJARAN dan kemajuan belajar siswa secara terus menerus.
|
Guru
memantau kerja siswa
Guru
memberikan umpan balik
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar